Pendaki Gunung Harus Kenali dan Waspadai Penyakit Hipotermia di Dataran Tinggi

int.
Tahukah anda penyakit hipotermia? Hipotermia adalah keadaan dimana tubuh merasa teramat sangat kedinginan. Kedinginan yang teralu lama bisa menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah mengerut dan memutus aliran darah yang menuju ke hidung, telinga, jari tangan dan jari kaki.

Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu padazona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.

Cuaca dan suhu dingin adalah hal yang tidak bisa dihindari di dataran tinggi atau pegunungan khususnya bagi teman-teman yang suka mendaki (pendaki gunung). Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali dijumpai para pendaki. Tak jarang badai dan hujan lebat menyertai hawa dingin.

Gejala dan indikasi penyakit hipotermia :


  • Hipotermia diawali dengan gejala kedinginan seperti biasa, dari badan gemetaran
    int.
    menahan   dingin sampai gigi berkerotakan karena tidak kuat menahan dingin.
  • Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
  • Selain itu bila angin bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas tubuhnya. Jadi kalau badan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup kencang, maka potensi hipotermia menjadi paradoxical feeling of warmt akan semakin cepat terjadi.
  • Puncak dari gejala hipotermia adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah merasa. Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu sampe bugil dan tetap masih merasa kepanasan.
  • Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalau dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa nahan kedinginan sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasa membekukan, korban biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia. Dalam hal ini kawan seperjalanan (terutama team leader atau kawan pendaki yang lebih pengalaman) sangat penting artinya untuk mengawasi apakah kawan-kawan kita ada yang sakit (hipotermia, frostbite, mountain sickness, stress, dan lain-lain). Jadi kalau ada kawan-kawan seperjalanan kita mulai bertingkah aneh-aneh yang di luar kebiasaannya, maka kita patut curiga dan waspada ada apa dengan dia dan tentu saja perlu segera memeriksa atau menanyai apakah dia masih sadar atau tidak.
  • Dalam salah satu kasus, seorang pendaki cewek dengan anggunnya berganti pakaian yang basah dengan pakaian kering di hadapan kawan-kawannya. Tentunya cewek itu kalau dia sadar pasti tidak akan berani melakukan hal sepeti itu, tapi saat itu dia telah terkena hipotermia dan tidak sadar akan dirinya. Cewek itu kembali kesadarannya setelah sampe di bawah (istirahat dan makan). Waktu ditanyain tentang kelakuannya itu, dia malah tidak merasa melakukan sesuatu yang ganjil. Jadilah selama perjalanan pulang dan di sekretariat dia menjadi bulan-bulanan olokan.
  • Dalam kasus penderita hipotermia yg sampe pada taraf paradoxical feeling of warmt selain merasa kepanasan dia juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dalam banyak hal lainnya, halusinasi juga telah terjadi walau si korban tidak sampai mengalami paradoxical feeling of warmt. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan kesadaran, maka dia akan mudah terkena halusinasi. Dan faktor halusinasi ini yang sangat berbahaya karena korban akan melihat bermacam2 hal dan dia akan mengejar apa yang dilihatnya itu tanpa menghiraukan apa-apa yang ada di hadapannya. Jadi tidaklah mengherankan kalau banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurang dlm kondisi telanjang bulat dan telah meninggal dunia.

Bagaimana menghindari penyakit hipotermia saat mendaki:


  • Pakai selalu penutup kepala, hal ini agar kepala tetap hangat dan menghindari dingin berlebihan dibagian kepala
  • Bawa makanan yang cepat dibakar menjadi kalori, seperti gula jawa, enting-enting kacang, coklat dan lain-lain. Dalam perjalanan banyak ngemil untuk mengganti energi yang hilang.
  • Bila angin bertiup kencang, maka segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat, seperti jaket, kerpus/balaclava dan kaus tangan. Kehilangan panas tubuh akibat faktor wind cill tidak terasa oleh kita, dan tahu-tahu aja kita jatuh sakit.
  • Bila hujan mulai turun bersegeralah memakai jas hujan, jangan menunggu hujan menjadi deras. Cuaca di gunung tidak dapat diduga. Hindari pakaian basah kena hujan.
  • Bila merasa dirinya lemah atau kurang kuat dalam tim, sebaiknya terus terang pada team leader atau anggota seperjalanan yang lebih pengalaman untuk mengawasi dan membantu bila dirasa perlu


Rujukan: 
- http://doktersehat.com/
- www.facebook.com/ForumHijauIndonesia

Previous
Next Post »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...