Mahasiswa PGSD UNM Kunjungi Kediaman Desa Ammatoa Suku Kajang

 
Gambar : Foto bersama Mahasiswa PGSD UNM 013 dengan anak-anak SDN 351 kawasan Ammatoa kec.kajang kab.bulukumba di Gapura Ammatoa Suku Kajang.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar Angkatan 2013 mengunjungi Kediaman desa adat Ammatoa Suku Kajang kecamatan kajang, kabupaten Bulukumba untuk mengenal lebih jauh tentang suku Kajang yang terletak di pelosok hutan kabupaten bulukumba. (kamis,04/02/16)

Saat tiba di kawasan Ammatoa, Sejumlah siswa sekolah menyambut di depan gerbang masuk Desa adat Ammatoa. Desa adat Ammatoa berada di Desa Tana Toa, kecamatan Kajang, kabupaten bulukumba, Sulawesi selatan. Gerbang masuk berupa pondok kayu dengan atap jerami yang bernuansa hitam. Ada papan nama yang menggantung besar bertuliskan “Selamat datang di kawasan adat Ammatoa”.

Di depan pondok kayu ada Sekolah Dasar (SD) yang menjadi tempat menimba ilmu anak-anak desa tana toa. Ada satu yang menjadi perhatian dari siswa sekolah dasar negeri 351 kawasan Ammatoa tersebut yaitu pada seragam yang mereka gunakan. Berbeda dengan siswa SD pada umumnya yang memakai seragam sekolah berwarna putih merah, sedangkan siswa SD di desa tana toa mengenakan seragam putih hitam.

Suku kajang yang merupakan salah satu suku yang tinggal di pedalaman kabupaten bulukumba. Daerah tersebut dinamakan Tana Toa yang berarti tanah tertua. Berkunjung ke kabupaten Bulukumba, belum lengkap tanpa memasuki kawasan adat Tana Toa yang merupakan salah satu tempat wisata budaya Sulawesi Selatan. Untuk masuk di kawasan Ammatoa, adapun beberapa aturan adat yang harus dilakukan adalah. Diharuskan memakai pakaian serba hitam, Tidak diperbolehkan memakai alas kaki saat menjajaki kaki ke dalam Desa Ammatoa serta dilarang untuk membawa barang teknologi (Hp, kamera, dll).

     baca juga: Berikut ini, 5 Suku yang Dikenal Mistis Didunia


Setelah tiba di dalam Desa, mereka lansung ke kediaman Ammatoa atau Kepala suku kajang yang tengah melaksanakan musyawarah dengan warga Suku kajang lainnya, Jadi tidak terlalu lama bercengkrama lansung dengan para warga suku kajang. Adapun pesan singkat yang disampaikan oleh Ammatoa atau Kepala suku saat berada di tengah-tengah musyawarah warga suku kajang dalam bahasa konjo mengatakan, “punna mangeki konne ri pinruanganna, ki pinrai-pinrai bajunta sikoddi passangi kacinikang le’leng ngaseng” artinya, kalau masuk disini usahakan untuk memakai pakaian hitam semua untuk mengikuti aturan adat yang berlaku di Suku kajang. Hitam, bagi mereka merupakan filosofi hidup. Dari gelapnya liang kubur saat meninggal. Warna hitam pula yang menjadi pakaian warga suku kajang setiap harinya, mulai dari sarung, baju hingga penutup kepala.

Nikmati setiap langkah masuk ke dalam desa suku kajang karena banyak petuah dan pengetahuan baru yang bisa dipetik manfaatnya. Termasuk etika masyarakat dalam menjaga “keperawanan” alamnya.
Previous
Next Post »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...